Manusia tidak pernah terlepas dari masalah walaupun sedetik, Masalah harus diselesaikan bukan dihindari
Kamis, 26 Agustus 2010
Rabu, 25 Agustus 2010
KLUET BATAK
BATAK ALAS-KLUET
Wilson Rajagukguk (*)
Berbicara tentang istilah ‘Batak’ maka pikiran kita tentu tertuju kepada diri kita sendiri ‘Halak Hita’ yang hidup atau berasal dari kawasan Sumatera Utara. Tetapi istilah itu tidak melulu menjadi milik kita. Ungkapan ‘Batak’ ditemukan di Bulgaria, Turki dan beberapa daerah Persia. Kurang jelas memang dari ungkapan itu apakah ada sekelompok orang yang menamakan diri sebagai orang Batak di sana.
Di Filipina, saat ini ada sebuah suku yang menamakan diri ‘Batak’. Kehidupan mereka masih setengah nomaden. Mereka dikuatirkan sedang menuju ke arah kepunahan. Memang sudah ada badan dunia dari PBB yang mencoba menolong untuk menyelamatkan mereka. Kita berharap usaha itu berhasil. Siapa tahu kelak ada antropolog Batak yang dapat menemukan hubungan kekerabatan kita dengan mereka. (mudah-mudahan dari segi genetika, Pak Sangkot Marzuki bisa menolong).
Selain halak hita, di Indonesia ada juga sebuah sub etnis Jawa (tinggal di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur). Jumlah mereka memang tidak begitu banyak sehingga kurang mendapat perhatian.
Orang Komering (tinggal di Sumatera Selatan) sering disebut-sebut juga sebagai hasil perkawinan antara orang Batak dan Orang Lampung. Ada yang menyebut bahwa orang Lampung sesungguhnya adalah keturunan Si Raja Batak. (Lampung ?= lapung).
Kita yang tinggal dan berasal dari ‘Tano Batak’ hingga saat ini masih belum jelas yakin dan mengetahui berapa banyak sebenarnya subgoup Batak itu. Ada yang menyatakan lima, enam bahkan tujuh (Toba, Simalungun, Paro, Pakpak, Mandailing, Pesisir(?) dan Nias(?)). Subgroup ini akan bertambah lagi setelah dikenalkan akan adanya satu sub-Batak di daerah Aceh. Mereka dinamai (oleh peneliti asing) sebagai Batak Alas-Kluet.
Dari beberapa literatur yang saya dapatkan mereka tinggal di daerah pegunungan Bukit Barisan. Saat ini ada satu kota kecil di pesisir Barat Aceh bernama Kluet, dan mungkin kota ini menjadi kota mereka. Orang Batak Alas-Kluet bertetangga dengan orang Gayo dan mempunyai persamaan gaya hidup dan budaya.
Batak Alas-Kluet ditaklukkan oleh Kesultanan Aceh dan memaksa mereka ke dalam perbudakan pada paro pertama tahun 1600-an. Mereka kini menganut agama Islam (Sunni 99,9 %). Selama jangka waktu tertentu keberadaan mereka tidak diketahui dan tidak tersentuh oleh pihak luar. Pada masa penjajahan, mereka dapat bertahan terhadap okupasi Belanda (tahun 1904 hingga 1942) dan banyak diantara mereka yang terbunuh.
Orang Batak Alas-Kluet menjalani hidup mereka dengan bertani dan dengan sisa-sisa latar belakang ‘Habatahon’. Perkawinan mereka exogamous (kawin dengan marga lain) seperti halnya kita ‘Halak Batak’ dan jarang yang berpoligami. Perkawinan biasanya diatur oleh kedua keluarga calon mempelai. Pertunangan (pra-perkawinan) biasanya memerlukan waktu kira-kira tiga tahun.
Kekuasaan di desa-desa dibagi menurut kelompok keluarga sesuai dengan mergo (mungkin berasal dari kata ‘marga’). Dan bagian pemerintahan yang lebih kecil lagi dinamai rodjo. Sekelompok orang ‘namarsabutuha’ diberi sebutan sara rodjo (sada ama) atau sara ino (sada ina).
Batak Alas-Kluet tidak mengenal karakter tulisan. Mungkin mereka belum sempat mengenal Surat Batak atau mungkin Surat Batak belum tercipta ketika mereka bermukim di sana. Semua bentuk nasihat dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kehidupan sosial diturunkan secara turun temurun melalui tarombo-tarombo dan turi-turian.
Bukankah ‘halak hita’ mempunyai identitas yang sama?).
Statistik:
Demografi: (1990) 80.900 orang
87.400 orang
94.100 orang.
Yang pasti, mereka sesungguhnya adalah orang Batak. Bagaimana dan siapakah kerabat mereka yang paling dekat dengan Halak Hita yang kita kenal sekarang ?. Kita belum tahu. Mereka adalah saudara kandung kita yang merupakan keturunan Si Raja Batak yang bertempat tinggal di sana.
Harapan penulis apabila suatu ketika kita mengadakan sebuah pertemuan (semacam seminar) tentang Batak, mari kita ikutkan dan pikirkan orang Batak Alas-Kluet. Adakah diantara kita yang tertarik membuat lembaga penelitian tentang mereka dan menolong sehingga mengetahui bahwa mereka tidak sendiri?. Mereka perlu mengetahui bahwa Halak Hita ada dan dapat dimintai pertolongan.
Wilson Rajagukguk (*)
Berbicara tentang istilah ‘Batak’ maka pikiran kita tentu tertuju kepada diri kita sendiri ‘Halak Hita’ yang hidup atau berasal dari kawasan Sumatera Utara. Tetapi istilah itu tidak melulu menjadi milik kita. Ungkapan ‘Batak’ ditemukan di Bulgaria, Turki dan beberapa daerah Persia. Kurang jelas memang dari ungkapan itu apakah ada sekelompok orang yang menamakan diri sebagai orang Batak di sana.
Di Filipina, saat ini ada sebuah suku yang menamakan diri ‘Batak’. Kehidupan mereka masih setengah nomaden. Mereka dikuatirkan sedang menuju ke arah kepunahan. Memang sudah ada badan dunia dari PBB yang mencoba menolong untuk menyelamatkan mereka. Kita berharap usaha itu berhasil. Siapa tahu kelak ada antropolog Batak yang dapat menemukan hubungan kekerabatan kita dengan mereka. (mudah-mudahan dari segi genetika, Pak Sangkot Marzuki bisa menolong).
Selain halak hita, di Indonesia ada juga sebuah sub etnis Jawa (tinggal di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur). Jumlah mereka memang tidak begitu banyak sehingga kurang mendapat perhatian.
Orang Komering (tinggal di Sumatera Selatan) sering disebut-sebut juga sebagai hasil perkawinan antara orang Batak dan Orang Lampung. Ada yang menyebut bahwa orang Lampung sesungguhnya adalah keturunan Si Raja Batak. (Lampung ?= lapung).
Kita yang tinggal dan berasal dari ‘Tano Batak’ hingga saat ini masih belum jelas yakin dan mengetahui berapa banyak sebenarnya subgoup Batak itu. Ada yang menyatakan lima, enam bahkan tujuh (Toba, Simalungun, Paro, Pakpak, Mandailing, Pesisir(?) dan Nias(?)). Subgroup ini akan bertambah lagi setelah dikenalkan akan adanya satu sub-Batak di daerah Aceh. Mereka dinamai (oleh peneliti asing) sebagai Batak Alas-Kluet.
Dari beberapa literatur yang saya dapatkan mereka tinggal di daerah pegunungan Bukit Barisan. Saat ini ada satu kota kecil di pesisir Barat Aceh bernama Kluet, dan mungkin kota ini menjadi kota mereka. Orang Batak Alas-Kluet bertetangga dengan orang Gayo dan mempunyai persamaan gaya hidup dan budaya.
Batak Alas-Kluet ditaklukkan oleh Kesultanan Aceh dan memaksa mereka ke dalam perbudakan pada paro pertama tahun 1600-an. Mereka kini menganut agama Islam (Sunni 99,9 %). Selama jangka waktu tertentu keberadaan mereka tidak diketahui dan tidak tersentuh oleh pihak luar. Pada masa penjajahan, mereka dapat bertahan terhadap okupasi Belanda (tahun 1904 hingga 1942) dan banyak diantara mereka yang terbunuh.
Orang Batak Alas-Kluet menjalani hidup mereka dengan bertani dan dengan sisa-sisa latar belakang ‘Habatahon’. Perkawinan mereka exogamous (kawin dengan marga lain) seperti halnya kita ‘Halak Batak’ dan jarang yang berpoligami. Perkawinan biasanya diatur oleh kedua keluarga calon mempelai. Pertunangan (pra-perkawinan) biasanya memerlukan waktu kira-kira tiga tahun.
Kekuasaan di desa-desa dibagi menurut kelompok keluarga sesuai dengan mergo (mungkin berasal dari kata ‘marga’). Dan bagian pemerintahan yang lebih kecil lagi dinamai rodjo. Sekelompok orang ‘namarsabutuha’ diberi sebutan sara rodjo (sada ama) atau sara ino (sada ina).
Batak Alas-Kluet tidak mengenal karakter tulisan. Mungkin mereka belum sempat mengenal Surat Batak atau mungkin Surat Batak belum tercipta ketika mereka bermukim di sana. Semua bentuk nasihat dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kehidupan sosial diturunkan secara turun temurun melalui tarombo-tarombo dan turi-turian.
Bukankah ‘halak hita’ mempunyai identitas yang sama?).
Statistik:
Demografi: (1990) 80.900 orang
87.400 orang
94.100 orang.
Yang pasti, mereka sesungguhnya adalah orang Batak. Bagaimana dan siapakah kerabat mereka yang paling dekat dengan Halak Hita yang kita kenal sekarang ?. Kita belum tahu. Mereka adalah saudara kandung kita yang merupakan keturunan Si Raja Batak yang bertempat tinggal di sana.
Harapan penulis apabila suatu ketika kita mengadakan sebuah pertemuan (semacam seminar) tentang Batak, mari kita ikutkan dan pikirkan orang Batak Alas-Kluet. Adakah diantara kita yang tertarik membuat lembaga penelitian tentang mereka dan menolong sehingga mengetahui bahwa mereka tidak sendiri?. Mereka perlu mengetahui bahwa Halak Hita ada dan dapat dimintai pertolongan.
Kluet Selian
Kenduri Adat Perjabuan di Kluet Raya
Senin, 03 Mei 2010 10:36:22 WIB
TAPAKTUAN - Adat dan budaya di Kluet Raya tampaknya sangat spesifik dan egalitik tetapi bukan eksklusif sebagaimana pandangan sebagian pihak.Sebut saja, satu acara yang baru-baru ini diselenggarakan oleh sebagian warga Kluet yang tergabung dalam komunitas pertalian darah menurut garis keturunan (ayah) yakni kenduri perjabuan (marga dalam adat Batak-red) Selian.
Kenduri bersama di kawasan pegunungan Sikorong Kecamatan Kluet Timur tepatnya di pegunungan Suro, sekitar 40-an Km sebelah timur Tapaktuan, Sabtu lalu, diisi dengan pembacaan doa dan wirid Yassin serta tahlilan di sekitar kompleks perkuburan nenek moyang keturunan Selian (Rajo Enggang, dll).
Pengurus Selian Sepakat
Bersamaan dengan acara kenduri yang dihadiri sedikitnya 1000-an warga Kluet tersebut, diadakan pula musyawarah besar (Mubes) Selian Sepakat Aceh Selatan yang bertujuan untuk membentuk dan memilih pengurus organisasi Jabu Selian Sepakat periode lima tahun mendatang.
Adapun pengurus terpilih antara lain Ali Usman Selian (ketua) dan Amat Angkasah Selian (sekretaris), kepengurusan ini dilengkapi dengan wakil ketua, wakil sekretaris, bendahara dan seksi-seksi serta perwakilan kecamatan se-Aceh Selatan.
Hadir dalam Mubes Jabu Selian itu antara lain Muspika Kluet Timur dan tokoh masyarakat Kluet.
Camat Kluet Timur, Halimuddin SH MM kepada Analisa di Tapaktuan, mengatakan, pihaknya menyambut baik kehadiran organisasi dan kegiatan kenduri tersebut.
"Apalagi tujuannnya untuk menjalin silaturahmi antara sesama jabu (marga) dan masyarakat luas umumnya demi kemajuan Kluet Timur khususnya dan Kluet Raya pada umumnya," katanya.
Sementara itu penasehat Jabu Selian, M Arbi Selian, mengatakan kehadiran organisasinya semata-mata untuk menjalin persaudaraan mendukung pelaksanaan pembangunan di Aceh Selatan.
Menurutnya, terdapat beberapa marga di Kluet Raya yang hidup secara berdampingan secara turun-temurun di Kluet yakni Selian, Pinim (Sikulat), Pelis, Chenago, Bencawan dan Kerinci.
"Sistem perjabuan ini patut dilestarikan untuk memperkuat pelaksanaan adat/budaya Kluet di tengah-tengah dinamika adat dan budaya Aceh,"kata M Arbi yang juga ketua IGAS (Ikatan Geuchik Aceh Selatan) itu.
Selasa, 24 Agustus 2010
Jenis-Jenis Bibit Coklat dan Hasil /Ha
KAKAO MULIA
![]() | KLON DR 1 Klon penghasil biji putih, produktivitas mencapai 1,5 ton/ha., Bersifat tidak kompatibel menyerbuk sendiri sehingga masih dapat terkontaminasi serbuk sari klon lain, Berat per biji kering 1,36 g, Rentan terhadap penyakit busuk buah dan VSD. |
![]() | KLON DR 2 Klon penghasil biji putih, produktivitas mencapai 1,54 ton/ha., Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,19 g, Tahan penyakit busuk buah. |
![]() | KLON DR 38 Klon penghasil biji putih, produktivitas mencapai 1,5 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,47 g., Rentan terhadap penyakit busuk buah dan VSD. |
![]() | KLON DRC 16 Klon penghasil biji putih, produktivitas mencapai 1,54 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,19 g, Tahan penyakit busuk buah. |
![]() | KLON ICCRI 01 Klon penghasil biji putih, produktivitas mencapai 2,5 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,36 g, Tahan penyakit busuk buah, Rentan penyakit VSD. |
![]() | KLON ICCRI 02 Klon penghasil biji putih, produktivitas mencapai 2,37 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,32 g, Tahan penyakit busuk buah, Rentan penyakit VSD. |
KAKAO LINDAK
![]() | KLON GC 7 Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 2,0 ton/ha, Bersifat tidak kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,24 g, Kadar lemak biji 55%, Rentan penyakit busuk buah, Rentan penyakit VSD. Rentan hama PBK. |
![]() | KLON ICS 60 Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 1,5 ton/ha, Bersifat tidak kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,67 g, Kadar lemak biji 54%, Moderat tahan penyakit busuk buah, Rentan penyakit VSD, Rentan hama PBK. |
![]() | KLON TSH 858 Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 1,76 ton/ha, Bersifat tidak kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,15 g, Kadar lemak biji 56%, Moderat tahan penyakit busuk buah, Rentan penyakit VSD, Rentan hama PBK. |
![]() | KLON ICS 13 Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 1,83 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,05 g, Kadar lemak biji 52%, Moderat tahan penyakit busuk buah, Rentan penyakit VSD, Rentan hama PBK. |
![]() | KLON NIC 7 Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 1,65 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,5 g, Kadar lemak biji 53%, Moderat tahan penyakit busuk buah, Moderat tahan penyakit VSD, Rentan hama PBK. |
![]() | KLON PA 300 Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 1,40 ton/ha, Berat per biji kering 1,14 g, Kadar lemak biji 54%, Moderat tahan penyakit busuk buah, Moderat tahan penyakit VSD |
![]() | KLON RCC 70 Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 2,28 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,18 g, Kadar lemak biji 57%, Moderat tahan penyakit busuk buah, Rentan penyakit VSD, Rentan hama PBK. |
![]() | KLON ICCRI 03 Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 2,19 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,18 g, Kadar lemak biji 55%, Tahan penyakit busuk buah, Moderat tahan penyakit VSD. |
![]() | KLON ICCRI 04 Klon penghasil biji unggu, produktivitas mencapai 2,16 ton/ha, Bersifat kompatibel menyerbuk sendiri, Berat per biji kering 1,12 g, Kadar lemak biji 55%, Tahan penyakit busuk buah, Moderat tahan penyakit VSD. |
![]() | Benih Hibrida F1
|
Jumat, 13 Agustus 2010
Daftar Penetapan Angka Kredit Guru
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN | |
KEBUDAYAAN | |
NOMOR : 025 / 0 / 1995 | |
TANGGAL : 8 MARET 1995 |
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT
JABATAN GURU
MASA PENILAIAN : TANGGAL 30-06-200 s.d. 30-06-200
KETERANGAN PERORANGAN | |||
1 | N A M A | : | |
2 | NIP / NOMOR SERI KARPEG | : | |
3 | TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR | : | |
4 | JENIS KELAMIN | : | |
5 | PENDIDIKAN YANG TELAH DIPERHITUNGKAN ANGKA KREDITNYA | : | |
6 | PANGKAT/GOL.RUANG/TMT | : 01-10-200 | |
7 | JABATAN GURU/ TMT | : 01-07-200 | |
8 | MASA KERJA | Lama | : Tahun Bulan |
GOLONGAN | Baru | : Tahun Bulan | |
9 | JENIS GURU | : Guru Kelas | |
10 | TUGAS | : Mengajar Kelas | |
11 | ALAMAT | Sekolah | : SDN Kecamatan |
Rumah | : Jl. | ||
UNSUR YANG DINILAI |
No | UNSUR UTAMA DAN SUB UNSUR | ANGKA KREDIT MENURUT | ||||||
SEKOLAH PENGUSUL | TIM PENILAI | |||||||
LAMA | BARU | JUMLAH | LAMA | BARU | JUMLAH | |||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 |
I | UNSUR UTAMA | 0 | ||||||
A | 1 | Pendidikan | ||||||
a. Memperoleh Ijazah | ||||||||
b. Memperoleh Akta II | ||||||||
Jumlah Pendidikan | 0 | |||||||
2 | STTPL | |||||||
1. Bintek 53 Jam | ||||||||
12 s.d 16/12/200 | ||||||||
2. Bintek 30 Jam 07 s.d 10/08/200 3. Bintek 25 s.d 29/06/200 4.Pelatihan Komputer | ||||||||
Jumlah STTPL | ||||||||
B | Proses Belajar Mengajar | |||||||
30-06-2006 s.d. 30-06-2008 | ||||||||
1 | Melaksanakan penyusunan | |||||||
program pengajaran atau | ||||||||
praktik selama 4 smt X | ||||||||
4,1625 | 16,650 | 16,650 | ||||||
2 | Melaksanakan penyajian | |||||||
Program pengajaran atau | ||||||||
Praktek selama 4 smt X | ||||||||
6,2475 | 24,990 | 24,990 | ||||||
3 | Melaksanakan evaluasi | |||||||
Belajar atau praktik selama | ||||||||
![]() | 4 Smt X 2,085 | 8,340 | 8,340 |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | ||
4 | Melaksanakan Analisis | |||||||||
Hasil evaluasi belajar atau | ||||||||||
Praktik selama 4 smt X | ||||||||||
1,3875 | 5,550 | 5,550 | ||||||||
5 | Melaksanakan dalam pe- | |||||||||
yusunan dan pelaksanaan | ||||||||||
Program perbaikan dan pe- | ||||||||||
Ngayaan selama 4 smt X | ||||||||||
1,3875 | 5,550 | 5,550 | ||||||||
6 | Melaksanakan dalam pe- | |||||||||
nyusunan dan pelaksanaan | ||||||||||
program bimbingan dan | ||||||||||
konseling dikelas selama | ||||||||||
4 smt X 1,140 | 4,560 | 4,560 | ||||||||
JUMLAH PBM | ||||||||||
C | UNSUR PENUNJANG | |||||||||
1 | Anggota PGRI | 0,500 | 0,500 | |||||||
2 | Pembina Pramuka selama | |||||||||
2 Thn X 0,25 | 0,500 | 0,550 | ||||||||
3 | Panitia EBTA /EBTANAS | |||||||||
1 X 0,200 | 0,200 | 0,200 | ||||||||
4 | Panitia PSB | |||||||||
2 X 0,250 | 0,500 | 0,500 | ||||||||
5 | Membimbing Mahasiswa | |||||||||
PPL Tgl 11/04 s.d 31/05/ | ||||||||||
200 selama Jam X | 4,740 | 4,740 | ||||||||
6 7 | Membimbing Mahasiswa PPL Tgl 20/07 s.d 12/09/200 selama Jam X 0,02 Seminar | 4,740 1,000 | 4,740 1,000 | |||||||
JUMLAH UNSUR PENUNJANG | ||||||||||
JUMLAH UNSUR UTAMA DAN PENUNJANG | ||||||||||
BAHAN YANG DINILAI Surat keputusan Kepala sekolah, Surat pernyataan kepala sekolah, ijazah, Piagam dan bukti lainnya sebagaimana terlampir dalam berkas usulan | |
Semarang, Juni 200 Kepala Sekolah Dasar Negeri Tengah 01 Kecamatan Kota DrsN I P | |
PENDAPAT TIM PENILAI ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………………… | |
Semarang, Ketua Tim Penilai …………………………………………………………. ……………………………. N I P | |
PESRSETUJUAN ………………………………………………………….………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………………… | |
Semarang, …………………………………………………………. ……………………………. N I P |
LAMPIRAN III : KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN | |
DAN KEBUDAYAAN | |
NOMOR : 025 / 0 / 1995 | |
TANGGAL : 8 MARET 1995 |
PENETAPAN ANGKA KREDIT
KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG
NOMOR :
MASA PENILAIAN : TANGGAL 30-06-200 s.d 30-06-200
KETERANGAN PERORANGAN | ||||||
I | 1 | N a m a | : | |||
2 | NIP / Nomor Seri Karpeg | : / | ||||
3 | Tempat dan tanggal lahir | : | ||||
4 | Jenis Kelamin | : | ||||
5 | Pendidikan yang telah diperhitungkan Angka Kreditnya | : | ||||
6 | Pangkat / Golongan Ruang/ TMT | : , 01-07-200 | ||||
7 | Jabatan Guru / Terhitung mulai tanggal | : 01-10-200 | ||||
8 | Masa kerja golongan | Lama | : Tahun Bulan | |||
Baru | : Tahun Bulan | |||||
9 | Jenis Guru | : Guru Kelas | ||||
10 | Tugas | : Mengajar Kelas | ||||
11 | Nama dan Alamat | Sekolah | : SDN Kec. | |||
Rumah | : Jl. | |||||
II | PENETAPAN ANGKA KREDIT | LAMA | BARU | JUMLAH | ||
1 | Unsur Utama | |||||
a. Pendidikan | ||||||
1) Pendidikan sekolah dan memperoleh gelar / | ||||||
Ijazah | ||||||
2) Pendidikan dan Pelatihan Kedinasan serta | ||||||
memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan | ||||||
Dan Latihan (STTPL) | ||||||
b. Prose Belajar Mengajar /Praktik atau | ||||||
Bimbingan dan Konseling | ||||||
c. Pengembangan Profesi | 0,000 | |||||
Jumlah Unsur Utama | ||||||
2 | Unsur Penunjang Proses Belajar Mengajar atau | |||||
Bimbingan | ||||||
Jumlah Unsur Utama dan Unsur Penunjunag | ||||||
III | Dapat diperhitungkan untuk kenaikan jabatan | Guru …………………….TMT | ……………… |
Kepada Sdr……………………………………………. | Ditetapkan di : Semarang |
Pada Tanggal : ……………………………… | |
N I P | |
Alamat : | Kepala Dinas pendidikan |
Kota Semarang | |
TEMBUSAN disampaikan dengan hormat kepada : | |
1. Kepala Kantor Regional I BKN Yogyakarta | |
2. Walikota Semarang | ……………………….. |
U.p. Kepala Badan Kepegawian Daerah Kota Semarang | N I P |
3. Kepala Sekolah Yang Bersangkutan | |
4. Pertinggal | |
LAMPIRAN V : | SK BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI | |
KEPEGAWAIAN NEGARA | ||
NOMOR : 0433 / f / 1993 | ||
TANGGAL : 24 DESEMBER 1993 | ||
SURAT PERNYATAAN MELAKUKAN KEGIATAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR
Yang bertanda tangan di bawah ini : | |
N a m a | : |
N I P | : |
Pangkat / Golongan / Ruang | : |
J a b a t a n | : |
Alamat Sekolah | : SDN |
Kecamatan | |
Menyatakan bahwa | : |
N a m a | : |
N I P | : |
Pangkat / Golongan / Ruang | : |
J a b a t a n | : |
Alamat Sekolah | : SDN Kec. |
Jenis Guru | : Guru Kelas |
Tugas Mengajar | : Mengajar Kelas |
Telah melakukan kegiatan Proses Belajar Mengajar mulai Semester I Tahun Pelajaran 200 /200 sampai dengan Semester II Tahun Pelajaran 200 / 200
No | Kegiatan | Semester I 200 /200 | Semester II 200 /200 | Semester I 200 /200 | Semester II 200 /200 | Keterangan |
1 | Menyusun Program Pengajaran | |||||
2 | Melaksanakan Program Pengajaran | 24 Jam | 24 Jam | 24 Jam | 24 Jam | |
3 | Melaksanakan evaluasi hasil belajar | |||||
4 | Menyusun dan melaksanakan analisa hasil belajar | |||||
5 | Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan | |||||
6 | Menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan |
Demikian pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana semestinya.
Semarang, Kepala Sekolah Drs. N I P |
Label:
DUPAK
Langganan:
Postingan (Atom)